Jumat, 05 Juli 2019

Agar Anda Sukses Berburu Pekerjaan, Tirulah Kehebatan Kucing Anda!

Oleh : Bambang Haryanto

Kucing mempunyai sembilan nyawa. Itulah kepercayaan dan juga mitos yang hidup di pelbagai negara. Bahkan William Shakespeare menabalkan hal itu dalam kisah drama karyanya yang terkenal, Romeo dan Juliet. 

Dalam film, siapa peran Juliet yang Anda kenal : Olivia Hussey atau Claire Danes?

Kucing punya nyawa banyak, di Spanyol  disebut 7 nyawa dan di Arab 6 nyawa, karena kucing memiliki tubuh beragilitas tinggi. Jatuh dari gedung bertingkat atau nyaris tertabrak mobil, dan tetap bisa selamat, mungkin itu alasan kuat dia memperoleh julukan itu.

Anda sebagai pemburu kerja,  agar sukses di era digital ini, Anda harus pula memiliki 9 nyawa. Di dunia nyata dan di dunia maya.

Nyawa manusia memang tetap satu, namun Anda kini bisa hadir dalam pelbagai presentasi secara simultan di dunia nyata dan dunia maya. Kedua jenis kehidupan tersebut kini semakin tidak terpisahkan dalam dunia pekerjaan.

Karena fakta menunjukkan bahwa dewasa ini sebanyak 93% rekruiter atau HRD akan melakukan cek silang atas CV Anda dengan presentasi Anda di dunia maya.

Jadi, sejak Anda berkuliah, kelolalah secara bijak "nyawa-nyawa" Anda di Facebook, Instagram, LinkedIn, Pinterest, Snapchat, WhatsApp, Blog, Website dan media digital lainnya.

Siap?

Selasa, 02 Juli 2019

Jari-Jarimu, Harimaumu : Ketika Media Sosial Sebagai Media Seleksi Perekrutan Karyawan

Oleh : Bambang Haryanto

"Suka atau tidak suka, ini era media sosial. Sebagai pemburu kerja kita tidak bisa mengontrol apa yang ada di benak rekruiter ketika dia memeriksa CV atau akun medsos kita. Yang bisa kita kerjakan adalah melakukan aksi manajemen reputasi kita, mengelola personal branding kita, secara sebaik-baiknya, secara profesional. Jari-jarimu, harimaumu!"

Itulah komentar saya terhadap status di Linkedin yang ditulis oleh Fahrur Rozi. Dia melontarkan pemikirannya : "Apakah benar kita bisa melakukan background checking kandidat dari medsosnya? Apakah ini sudah diberlakukan di perusahaan teman-teman? Dan apakah untuk posisi tertentu atau semua posisi dilakukan hal ini? 

Karena saya pernah baca artikel, "Perilaku online menunjukkan "reputasi" online seseorang. Dengan background check terhadap konten media sosial bisa mendapatkan gambaran perilaku sosial. Dan hal ini menjadi salah satu indikator penilaian aspek sosial psikologis kandidat."

Gayung bersambut. Peter Febian membalas :  

"Di banyak perusahaan, prosedur background check via medsos udah cukup lama dilakukan. Prosedur ini bukanlah sebagai penentu keputusan akhir, tapi sebagai salah satu komponen referensi akan perilaku keseharian sang pelamar. 

Kenapa dengan medsos? Gak lain adalah karena di medsos, orang2 cenderung santai & menjadi dirinya sendiri, karena gak ada tatap-muka, jumpa fisik, dan pengendalian sosial yg lemah. Sekali lagi, ini kecenderungan, bukan kepastian. Nah, berbekal informasi perilaku dunia maya dari itu, rekruter mengkonfirmasinya lewat interview di dunia nyata. 

Apakah perilaku dunia maya sang pelamar sinkron dengan indikator2 psikologi yg dia tampakkan di dunia nyata. Seseorang bisa aja tampak berbahaya & penuh kebencian di medsos, tapi tampak biasa aja di dunia nyata. Sebaliknya, seseorang bisa aja tampak baek & keren di medsos, tapi di dunia nyata, akhirnya kita tau bahwa itu bukan dirinya sebenarnya. 

Umumnya rekruter nyari yg antara dunia maya dengan dunia nyata sinkron & selaras. Kalo jahat ya jahat, kalo baik ya baik. Kalo serba gak selaras, repot ke depannya. Kita akan berasa berurusan sama orang yg punya dua kepribadian berbeda. Biasanya orang kaya gini ada masalah internal / domestik yg belom tuntas diselesaikan."

Fahrur Rozi

"Semua medsos om? Karena Facebook menurut saya skrg banyak org yg asal share apalagi di tahun politik.. nahh org yg share politik dr sisi recruiter cerminannya sprt apa?"

Peter Febian :  

"Gimana persepsi rekruter, gimana kultur organisasi, dan gimana kebutuhan lowongan itu Pak. Balik lagi ke poin keselarasan itu, yg udah saya jelaskan sebelumnya. Karakter seseorang terlihat jelas ketika gak ada orang yg mengawasinya secara fisik. 

Sarana ngecek karakter komunikasi pelamar: 1. WhatsApp 2. Video Call 3. E-mail 4. Voice Call 5. Medsos 

Sarana ngecek karakter real world-nya pelamar: 1. Psikotes 2. Wawancara 3. Focus Group Discussion 4. Leaderless Group Discussion 5. Probation Period.

Ibrahim Febrizky

"Kalau yang tidak punya medsos sama sekali bagaimana pandangannya pak? Apakah suatu hal yang positif karena mungkin ybs hanya fokus di dunia nyata, atau suatu hal yang negatif karena mungkin ybs banyak menyembunyikan sesuatu?"  

Agung Wirapramana (Paul) :

 "Sepakat 👍👏. Hanya sebagai referensi karena bila sang candidate tidak memiliki account medsos tidak berarti sang kandidat tidak credible."

Bambang Haryanto

Ibrahim Febrizky : "Intrepretasi rekruiter bisa macam-macam. Hal itu bisa dia tanyakan kepada kandidat, walau kajian menunjukkan hanya 27% yang melakukan hal itu. Di era medsos ini dan seseorang tidak punya akun, bisa juga dia dianggap gaptek, dan itu lebih banyak merugikan."

Peter Febian : "Ibrahim Febrizky Terima kasih Pak Bambang Haryanto udah ngasih perspektif. Perilaku rekruter sangat tergantung dari tingkat ketersediaan kandidat di lowongan tersebut. 

Kalo kandidatnya melimpah, rekruter akan nyari yg pasti2 aja dan mudah dikonfirmasi keselarasan dunia maya dan dunia nyatanya. Kandidat yg gak clear, gak transparan, dan gak ada jejak digitalnya; ada 3 kemungkinan: 1. Terlalu rajin kerja di dunia nyata, sampe gak ada waktu buat kehidupan sosial. 2. Gaptek, ogah explore teknologi. 3. Ybs hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga gak sanggup membeli perangkat. 

Prinsipnya sederhana aja Pak. Rekruter dikasih target kerja tertentu oleh perusahaan. Maka dia akan secara cermat memilih kandidat yg pasti2 aja, komunikasinya bagus, dan transparan keselarasan hidup dunia maya & nyatanya. Kalo banyak tersedia kandidat bagus yg kehidupannya clear dan transparan, terus kenapa kita harus berjudi dengan merekrut atau memproses kandidat yg gak clear, gak transparan, dan gak jelas segala2nya?  Kita sendirilah yg mempermudah atau mempersulit perjalanan hidup kita."

Daniel Pangaribuan :

Hi pak Fahrur Rozi, jika butuh vendor untuk melakukan background checking di media sosial atau mau tanya2 dulu, PM saya saja pak nanti saya bantu. Terbuka juga untuk yang lainnya jika membutuhkan atau sekadar untuk tanya2 dulu. Cheers.